Selasa, 27 September 2011

AL-QURAN TENTANG AWAN

Para ahli sains telah mempelajari berbagai macam awan dan mengerti bahwa awan yang menimbulkatahap tertentu n hujan (awan hujan dibentuk menurut sistem tertentu dan melalui tahapan-tahapan tertentu pula yang terhubung dengan model angin dan mendung yang tetap.
Salah satu dari awan yang menimbulkan hujan adalah yang disebut dengan ‘awan cumulonimbus’ yang behubungan dengan badai guruh. Ahli meteor (meteorologis) telah mempelajari bagaimana awan cumulonimbus terbentuk dan bagaimana awan ini menghasilkan hujan, hujan es dan kilat. Mereka menemukan bahwa awan kumulonimbus pergi melalui beberapa tahap berikutuntuk menghasilkan hujan :
1. Awan didorong oleh angin : awan cumulonimbus mulai terbentuk ketika angin mendorong beberapa bagian kecil dari awan (kumulus) menuju dimana awan-awan berkumpul.
2. Penggabungan : kemudian awan yang kecil bergabung bersama membentuk awan yang lebih besar.
3. Penumpukan : ketoka awan kecil bergabung bersama, updraft di dalam awan yang lebih besar meningkat. Updraft yang dekat dengat pusat awan lebih kuat dari pada updraft yang ada ditepi. Updraft ini menyebabkan tubuh awan berkembang secara vertikal (ke atas), maka awan-awan bertumpuk-tumpuk. Perkembangan secara vertikal ini menyebabkan tubuh awan merentang kepada daerah-daerah yang lebih dingin dari atmosfer dimana tetesan hujan dan butiran es terbentuk dan mulai berkembang makin besar. Ketika tetesan air dan butiran es ini menjadi beban yang sangat berat bagi updraft, mereka mulai jatuh dari awan sebagai hujan, butiran es, dan sebagainya. Allah berfirman dalam Al-quran :
Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian menggumpalkan antara (bagian-bagian)nya kemudian menjadikan bertindih-tindih, maka kelihatan olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah juga menurunkan butiran-butiran esdari langit, yaitu dari gumpalan-gumpalan awan seperti gunung-gunung, maka ditimpakanNya butiran-butiran es itu kepada siapa yang di kehendaki-Nya dan di palingkan-Nya dari siapa yang di kehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilang penglihatan. (Quran 24:43)

Ahli meteorologi mengetahui detail dari pembentukan awan, struktur, dan fungsinya baru-baru ini saja dengan menggunakan peralatan seperti pesawat, satelit, komputer, balon udara, dan sebagainya untuk menyelidiki tentang angin dan arahnya, untuk mengukur kelambapan dan variasinya, dan untuk menentukan level dan variasi tekanan atmosfer.
Ayat berikut ini, setelah menyebutkan tentang awan dan hujan, berbicara mengenai hujan es dan kilat:
Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya brtindih-tindih, maka kelihatan olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah juga menurunkan butiran-butiran es dari langit, yaitu dari gumpalan-gumpalan awan seperti gunung-gunung, maka di timpakan-Nya butiran-butiran es itu kepada siapa yang di kehendaki-Nya dan di palingkan-Nya dari siapa yang di kehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. (Quran 24:23)
Ahli metereologi mengemukakan bahwa awan cumulonimbus ini, yang menghujankan es, mencapai ketinggian 25.000 sampai dengan 30.000 kaki (4.7 s.d. 5.7 mile), bagaikan pegunungan, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran :
Dan dia mengirimkan butiran-butiran es dari gunung (awan) di langit...(Quran 24:23)
Ayat ini mungkin akan membangkitkan sebuah pertanyaan. Mengapa ayat tersebut menyatakan...’kilatnya’ketika menyatakan hujan es? bukankah ini berarti bahwa butiran es adalah faktor terbesar yang menyebabkan kilat? Mari kita lihat apa sebuah buku yang berjudul ‘Metereologi Hari Ini(Metereology Today)’,yang menyatakan tentang ini. Buku nin mengayakan bahwa awan yang menjadi bermuatan listrik ketika butiran es jatuh melalui sebuah daerah daerah di awan yang sangat dingin dan berbentuk kristal es. Ketika butiran cair bertumbukan dengan butiran es, mereka membeku ketika bersentuhan dan melepaskan panas yang terpendam. Ini untuk menjaga permukaan butiran es tetap lebih hangat dari pada kristal es di sekitarnya.
Ketika butiran es bersentuhan dengan kristal es, fenomena penting terjadi. Elektron mengalir dari objek yang lebih hangat. Oleh karenanya butiiran es terbebani elektron negatif. Efek yang sama ketika terjadi ketika tetesan yang sangat dingin bersentuhan dengan butiran esdan tiny splinter of positively charged ice break off pemicu api ini, yang terbenani partikael bermuatan positif kemudian terbawa menuju bagian awan yang lebih tinggi oleh updraft. Butiran es, yang tertinggal dengan beban negatif, jatuh menuju bagian bawah dari pada awan, sehingga bagian bawah awan menjadi bermuatan negatif. Beban muatan negatif ini kemudian di tembakkan ke bumi sebagai kilat. Kita bisa menyimpulkan dari keterangan ini bahwa butiran es adalah faktor utama yang menimbulkan kilat.
Informasi tentang kilat ini hanya di temukan baru-baru ini saja. Sampai dengan 1600 abad, ide Aristotle tentang meteorologi masih dominan. Sebagai contoh dia menyatakan bahwa atmosfer berisi dua macam uap, basah dan kering. Dia juga mengatakan bahwa guntur adalah suara benturan antara uap kering dengan awan yang berdekatan, dan kilat adalah kobaran pembakaran dari uap kering yang tipis. Ini adalah ide-ide pada bidang meteorologi yang dominan pada masa Al-Quran diturunkan 1400 tahun yang lalu.